Langsung ke konten utama

Satu Tahun Kemarin



Menjadi bagian dari suatu perkumpulan pasti rasanya menyenangkan. Ada satu kebanggaan ketika saya bisa memberikan apa yang saya mampu, dan berbagi semua bersama. I'm just feeling.. useful.

Satu tahun dengan tim yang luar biasa, duapuluh tiga orang yang luar biasa dengan karakter yang beda-beda udah pasti nggak segampang itu. Yah, tapi itulah yang namanya pendewasaan. Dealing with people (and also: DEADLINE!) Dan itu adalah hal yang selalu jadi tantangan berat buat saya, dan mungkin buat sebagian dari kita juga : menekan ego masing-masing, mencoba membawa ide menjadi realita dengan sumber daya yang terbatas.

Pengalaman satu tahun kemaren itu bener-bener pengalaman yang berharga banget buat saya. Berharga, karena dengan apa yang saya jalanin kemaren, saya jadi bisa lebih mengerti apa arti sebuah komitmen. Satu kata yang nggak bisa dideskripsikan dengan kalimat karena cuma bisa dibuktikan dengan tindakan. Satu kata yang memaksa saya untuk tetap menyelesaikan semua sampai akhir dengan sisa tenaga yang saya punya.

Satu tahun di situ memang butuh perjuangan ekstra, terlihat tidak nyaman mungkin bagi sebagian orang. Tapi sebenarnya buat saya, itu adalah zona nyaman. Seperti yang saya bilang di atas, tempat-tempat seperti itulah yang akan saya datangi karena di sana saya bisa memberikan kontribusi dan merasa berguna.

Dan sekarang saatnya saya mengambil sedikit waktu untuk mengistirahatkan raga. Mohon maaf untuk tidak memanfaatkan kesempatan berada di situ satu tahun lagi. Mungkin saya akan sedikit kehilangan. Tapi ketika semangat saya muncul kembali, saya akan mencoba berjuang di tempat lain dan mencoba menjadi berguna. Lagi.


Terima kasih untuk pengalaman satu tahun kemarin, SB team :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

What do you think

S aya baru sadar kalo saya ternyata sangat gampang kebawa trend. No, no, I don't mean fashion and those kinda stuffs. What I mentioned here is: cyber-social network . Looks familiar, huh? Zaman sekarang rasanya eksistensi orang nggak cuma diitung dari panjangnya meja kantin yang mereka butuhin buat makan bareng se-geng nya ( notes: no offense ), atau banyaknya vote dari adek kelas pas polling majalah sekolah "kakak ter-...". Keberadaan di dunia maya juga dipertanyakan. Coba deh, kalo ada yg kenalan, pasti nggak berapa lama bakal nanya: " punya facebook nggak? " atau " ada msn nggak? " Jawaban negatif dari pertanyaan ini bakal mengundang pemikiran yang setara dengan: " hari gini nggak punya handphone? " Pergaulan sekarang udah meluas. Dulu orang cari temen lewat surat, cari sahabat pena. Beberapa waktu kemudian, HP udah jadi pegangan wajib bahkan merambah ke babysitter dan anak TK. Pacaran pun dimulai dengan kenalan lewat sms-an. Seka...

Drama queen

Beberapa waktu yang lalu, temen sekelas saya, Nia, membuat notes di Facebook. Maaf saya nggak punya url nya, tapi ini sedikit repost dari apa yang dia tulis di situ. "Kita itu aneh, kita nggak suka untuk jadi sedih tapi kita menikmati itu. Bisa dibilang kita sering memanjakan sisi melankolis kita dan mendramatisasi semuanya. Pas kita abis putus, kita justru sengaja ngeliatin foto-foto bareng mantan pacar, ngeliatin barang kenangan, dengerin lagu mellow. Kita ngelakuin hal yang kita tau bakal bikin kita tambah sedih, tapi tetep aja kita ngelakuin hal itu. Kita menikmatinya !" Yaa begitulah kira-kira beberapa kalimat yang merangkum notes tersebut. Nggak persis sama sih, tapi intinya begitu. Dan kemaren, saya abis ngobrol panjang dengan temen dekat saya. Dari dulu saya emang nggak punya kemampuan cukup untuk nahan air mata saya, jadi suatu kali ketika akhirnya saya nggak bisa nahan emosi, temen saya itu nanya "kenapa lo harus nangis kalo bikin lo tambah sedih, ...

Menantang Hujan

Selama ini ia benci Hujan. Ia beli payung berbagai ukuran, jas hujan dengan warna menawan,  sepatu anti air dengan kualitas tak diragukan. Lalu kemudian Hujan tidak datang selama beberapa pekan. Sial, lalu apa gunanya semua perlengkapan? Ia pikir ia benci Hujan. Memang, tapi bukan dalam bentuk "tanpa pertemuan". Ia perlu Hujan. Untuk dilawan. _____________________________________ Kebon Sirih, 27 Februari 2015 di penghujung musim penghujan