Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2010

Analogi Pendaki

Tepat ketika kita merasa telah berhasil mendapatkan semua yang kita inginkan, saat itulah mata kita akan buta dan mata hati yang bekerja. Sayangnya semua kelimpahan berkat tersebut membuat ego tertanam begitu tinggi sehingga mata hati sulit terbuka. Kita terlalu fokus dengan apa yang kita baru dapatkan sehingga apa yang selama ini kita miliki terlupakan. Dan perlahan, hal yang sedari dulu ada itu lama kelamaan hilang, menguap. Dan meninggalkan kita dengan kebahagiaan yang semu. Rasanya seperti pendaki yang berhasil berdiri di puncak gunung tertinggi di bumi, tapi euforia tersebut akan perlahan berubah jadi kengerian ketika ia menyadari, tidak ada lagi orang yang bisa menemaninya di atas sana. Dan mungkin ini yang sedang terjadi pada diri saya. Andaikan mereka baca ini, saya ingin minta maaf dan mencoba mengembalikan semua yang pernah ada. Saya harus membuka mata. Saya tidak lagi mau buta....

Lagi: Kenapa?

Saya sering iri sama mereka yang bisa tertawa walaupun ada masalah besar di kepalanya. Saya juga iri melihat mereka yang bisa berpikir luas tentang dunia dan bisa melakukan hal yang nyata. Saya nggak bisa berhenti bertanya, kenapa yang saya bisa cuma menyusun kata tanya yang nggak ketemu juga apa jawabnya? Walaupun mungkin ada, tapi kenapa saya nggak pernah tau di mana? Atau mungkin ini semua, karena saya yang terlalu suka berada dalam drama? Apa kamu juga?

Dunia Siapa

"You cannot change the world. But please, don't make it worse" - P.O.P Itu kata-kata yang terlontar dari mulut seorang faculty member terhebat saat mata kuliah Macroeconomics tadi pagi. Itu kalimat sederhana. Tapi berhasil menyentil dan membangunkan saya dari kantuk. Efeknya? Di otak saya mulai muncul statement dan question yang saling menyambut, membuat saya berpikir. .... Apa yang terjadi di dunia saat ini? Apa saya sudah sadar akan apa yang terjadi di dunia saat ini? Apa yang menyebabkan terjadinya apa yang sedang terjadi di dunia saat ini? Apakah itu saya yang juga berperan sehingga terjadilah apa yang sedang terjadi di dunia saat ini? Apa yang harus saya lakukan menghadapi dunia yang terjadi saat ini? Apa yang belum saya lakukan untuk menghadapi dunia yang terjadi saat ini? .... Dan menjawab pertanyaan itu semakin memperjelas bahwa saya bagaikan hidup di dunia sendiri. Bahwa saya terlalu self-centered. Bahwa saya terlalu tidak peduli, dan