Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2011

Satu Tahun Kemarin

Menjadi bagian dari suatu perkumpulan pasti rasanya menyenangkan. Ada satu kebanggaan ketika saya bisa memberikan apa yang saya mampu, dan berbagi semua bersama. I'm just feeling.. useful. Satu tahun dengan tim yang luar biasa, duapuluh tiga orang yang luar biasa dengan karakter yang beda-beda udah pasti nggak segampang itu. Yah, tapi itulah yang namanya pendewasaan. Dealing with people (and also: DEADLINE!) Dan itu adalah hal yang selalu jadi tantangan berat buat saya, dan mungkin buat sebagian dari kita juga : menekan ego masing-masing, mencoba membawa ide menjadi realita dengan sumber daya yang terbatas. Pengalaman satu tahun kemaren itu bener-bener pengalaman yang berharga banget buat saya. Berharga, karena dengan apa yang saya jalanin kemaren, saya jadi bisa lebih mengerti apa arti sebuah komitmen . Satu kata yang nggak bisa dideskripsikan dengan kalimat karena cuma bisa dibuktikan dengan tindakan. Satu kata yang memaksa saya untuk tetap menyelesaikan semua sampa

Pilihan

Membicarakan pilihan emang nggak pernah gampang, terutama buat orang yang kebanyakan mikir kayak saya. Dan ya beginilah, rasanya tiap saat ketemu orang pengen diskusi, tapi ketika mereka ngasih pandangan pilihan A, saya bersikeras memilih B. Ketika saya didukung untuk memilih B, saya ragu. Hingga akhirnya kemarin, di tengah makan malam keluarga hari Minggu, muncullah pembicaraan mengenai ini. Dan beginilah ibu saya berkata: "Nantinya hidup itu emang bukan lagi masalah suka nggak suka. Mau pilih yang mana itu sama aja. Intinya adalah gimana kamu survive di situ, karena pasti ada aja hal yang kamu nggak suka dari setiap jalan yang kamu pilih." Dan beginilah kakak saya menanggapi: "Pokoknya jangan kebanyakan mikir. Nggak maju-maju ntar, nggak yakin-yakin karena hampir yakin yang ini lu bakal balik lagi mikir ke awal." Yah semoga saya diberi pencerahan.

Mungkin?

Mungkin begitulah, ada sebagian kita yang punya mimpi dan memilih untuk mengejarnya dari sekarang. Melakukan segala cara untuk menemukan jalan terdekat. Menutup mata dari pandangan dan pendapat orang-orang. Mengetahui dengan pasti apa yang harus dilalui dan rute mana yang harus dipilih. Dan ada sebagian kita ada yang terjebak di jalur yang berbeda dari harapan semula. Bisa jadi kita memang memutuskan exploring dunia baru dan menghadapi apa saja yang ada di depan kita dengan berani. Bisa jadi, cita-citanya memang berubah. Tapi ada juga yang menjebak diri karena nggak punya keteguhan hati untuk menentukan sendiri. Mereka nggak pernah berhenti bertanya. 'Harus ke mana?' 'Kenapa ke sana?' dan berbagai tanda tanya lainnya. Padahal, belum tentu juga ada yang bisa menjawabnya, karena sebenarnya hal itu harusnya dijawab oleh dirinya sendiri. Siapa yang tau mimpi kita apa? Siapa yang ngerti kita mau hidup yang kayak gimana? Ya cuma kita sendiri. Udah tau gimana cara ke sana? Uda