Langsung ke konten utama

Kita, Sempurna

Kadang, kita terlalu berusaha menjadi sempurna
Berusaha menjadi apa yang diharapkan,
memberi apa yang diinginkan,
menjadi jawaban apa yang diminta

Sayangnya, kita kemudian kecewa ketika kerja keras kita sia-sia
Apa yang kita pikir sudah yang terbaik ternyata belum cukup baik
Dan selalu, tidak akan pernah cukup..

Selalu merasa salah
Selalu merasa kalah

Yah.. pada akhirnya kita akan selalu lelah

Tapi kita nggak bisa menyalahkan siapa-siapa
Karena mata kita bukan mata mereka

Apa yang dilihat tentu saja akan berbeda
Mungkin saja saya melihat biru dan kamu melihat merah
Di sisi lain ada orang yang melihatnya ungu karena ia berada di tengah

Sekarang tergantung darimana kita melihatnya,
apakah itu kekurangan atau keunikan
apakah itu perubahan atau kepalsuan

Karena kesempurnaan tak akan pernah ada
Dan ketika kita ingin menjadi sempurna,
berarti ingin menjadi
tidak ada



8 Maret 2011
untuk saya dan semua perempuan
Selamat Hari Perempuan Sedunia :)
(terinspirasi dari tweet @mrskurtcher )

Komentar

Artna B (xika) mengatakan…
Sayangnya, kita kemudian kecewa ketika kerja keras kita sia-sia
Apa yang kita pikir sudah yang terbaik ternyata belum cukup baik
Dan selalu, tidak akan pernah cukup..

Selalu merasa salah
Selalu merasa kalah



...exactly

Postingan populer dari blog ini

Pemanasan

Sebentar lagi kuartal kedua akan dimulai. Saya lupa saya punya ruang ini, tempat di mana saya bicara sendiri dengan sedikit berharap ada pembaca mengerti tapi pura-pura tidak peduli dan tidak perlu dikonfrontasi. Ironis memang; sengaja membuka eksistensi tapi tidak percaya diri, memilih untuk ditemukan dalam ranah maya tapi memilih berkisah dalam metafora. Lalu kemudian saya menulis ini, memilih cara begini dengan membagi prosa dalam spasi menjadi seakan puisi. Padahal, isinya hanya rangkaian kalimat tak berinti, tumpahan kata yang sulit berhenti, tapi terlalu sayang untuk disimpan dalam hati. ------------------------------------ Dua hari sebelum kuartal satu ditutup Rumah, 2016

Menantang Hujan

Selama ini ia benci Hujan. Ia beli payung berbagai ukuran, jas hujan dengan warna menawan,  sepatu anti air dengan kualitas tak diragukan. Lalu kemudian Hujan tidak datang selama beberapa pekan. Sial, lalu apa gunanya semua perlengkapan? Ia pikir ia benci Hujan. Memang, tapi bukan dalam bentuk "tanpa pertemuan". Ia perlu Hujan. Untuk dilawan. _____________________________________ Kebon Sirih, 27 Februari 2015 di penghujung musim penghujan

Teruntuk Rumput

Teruntuk Rumput di sana, semoga tetap sedia untuk berjalan bersama. Salam, Embun ______________________________________________ Pada suatu hari Rumah, 24 Januari 2015