Mungkin ada saat di mana kita mau menyerah ketika merasa kita terlalu banyak memberi. Ketika itulah, rasanya apa yang kita lakukan semuanya sia-sia, bahwa apa yang kita dapatkan itu nggak sepadan. Terus, muncul satu perasaan paling mengesalkan: penyesalan.
But, is giving too much the actual reason why we quit?
I guess not.
Ketika kita merasa giving too much, saat itulah konsep "hitung-hitungan" sudah muncul di kepala. Padahal, nggak semua hal bisa didasarkan pada hal tersebut. Mungkin, itulah yang dilakukan oleh orang yang rasional. Tapi apa iya, hidup kita semuanya dijalankan hanya dan hanya pada logika?
In my humble opinion, mungkin alasan kenapa kita merasa sia-sia adalah karena kita sudah kehabisan alasan untuk melakukan itu.
Atau,
karena kita sudah nggak lagi percaya alasan itu ada.
Komentar