Langsung ke konten utama

Hentakan Singkat

Samuel Mulia dengan cerdasnya berhasil lagi menghentak akal pikir saya.

1) Bahwa manusia itu tempat bertemunya sifat positif DAN negatif, bukan atau.
Kalo gitu, memang setiap orang berhak punya sifat negatif dan positif kan? Kalo gitu, kenapa kita susah untuk menerimanya?

2) Bahwa kejadian buruk yang terjadi itu cobaan yang bisa menguatkan kita untuk jadi lebih baik. Tapi kenapa kita lebih suka meminta untuk dimudahkan jalannya, bukan dikuatkan kitanya?

3) Bahwa janganlah kecewa ketika orang yang sangat kita percaya ternyata bertindak buruk.. Karena memang cuma Yang Satu yang bisa dipercaya.



berdasarkan rubrik Parodi, Kompas 9 Januari 2010

Komentar

Anonim mengatakan…
well noted Tik, thanks loh untuk postingannya :) *tampar-diri-sendiri*
benedikta atika mengatakan…
hahaa samuel mulia tapi emang pinter banget ya cit untuk menyindir orang -_-

Postingan populer dari blog ini

Pemanasan

Sebentar lagi kuartal kedua akan dimulai. Saya lupa saya punya ruang ini, tempat di mana saya bicara sendiri dengan sedikit berharap ada pembaca mengerti tapi pura-pura tidak peduli dan tidak perlu dikonfrontasi. Ironis memang; sengaja membuka eksistensi tapi tidak percaya diri, memilih untuk ditemukan dalam ranah maya tapi memilih berkisah dalam metafora. Lalu kemudian saya menulis ini, memilih cara begini dengan membagi prosa dalam spasi menjadi seakan puisi. Padahal, isinya hanya rangkaian kalimat tak berinti, tumpahan kata yang sulit berhenti, tapi terlalu sayang untuk disimpan dalam hati. ------------------------------------ Dua hari sebelum kuartal satu ditutup Rumah, 2016

Menantang Hujan

Selama ini ia benci Hujan. Ia beli payung berbagai ukuran, jas hujan dengan warna menawan,  sepatu anti air dengan kualitas tak diragukan. Lalu kemudian Hujan tidak datang selama beberapa pekan. Sial, lalu apa gunanya semua perlengkapan? Ia pikir ia benci Hujan. Memang, tapi bukan dalam bentuk "tanpa pertemuan". Ia perlu Hujan. Untuk dilawan. _____________________________________ Kebon Sirih, 27 Februari 2015 di penghujung musim penghujan

Teruntuk Rumput

Teruntuk Rumput di sana, semoga tetap sedia untuk berjalan bersama. Salam, Embun ______________________________________________ Pada suatu hari Rumah, 24 Januari 2015