Langsung ke konten utama
Dalam sebuah kompetisi, akan selalu ada yang menang dan kalah. Itu namanya mutlak, hukum alam, nggak bisa diganggu gugat. Dan biasanya untuk membesarkan hati ke yang kalah, kemudian akan muncul nasihat yang berbunyi "yang penting bukan menang atau kalahnya, yang penting kita udah kerja semaksimal yang kita bisa".

Mungkin menjadi kalah itu emang nggak buruk. Yang bikin itu terasa buruk ketika yang kalah nggak bisa menerima kekalahannya.

Biasanya, setelah luapan kemarahan dan kekecewaan muncul (ada yang menyumpah serapah, ada yang menghabiskan air mata, ada yang menyalahkan sekitarnya), pertanyaan-pertanyaan akan muncul. Pertanyaan dimulai dengan kata "kenapa", dan diikuti dengan subjek: si yang kalah itu sendiri dan si pemenang.

Kenapa saya kalah?
Kenapa dia yang malah menang?
Kenapa saya nggak pernah menang?

Mungkin itu teguran, biar nggak sombong. Seenggaknya jadi tau bahwa kerja keras yang udah dilakukan belum cukup untuk memperoleh hasil yang maksimal. Seenggaknya bisa belajar untuk ke depannya. Seenggaknya bisa punya motivasi untuk mengembangkan diri.

Mungkin menjadi kalah emang nggak buruk, andaikan saya bisa berpikir sepositif tulisan saya ini. Ups.. Jadi curhat. Hahaha.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

What do you think

S aya baru sadar kalo saya ternyata sangat gampang kebawa trend. No, no, I don't mean fashion and those kinda stuffs. What I mentioned here is: cyber-social network . Looks familiar, huh? Zaman sekarang rasanya eksistensi orang nggak cuma diitung dari panjangnya meja kantin yang mereka butuhin buat makan bareng se-geng nya ( notes: no offense ), atau banyaknya vote dari adek kelas pas polling majalah sekolah "kakak ter-...". Keberadaan di dunia maya juga dipertanyakan. Coba deh, kalo ada yg kenalan, pasti nggak berapa lama bakal nanya: " punya facebook nggak? " atau " ada msn nggak? " Jawaban negatif dari pertanyaan ini bakal mengundang pemikiran yang setara dengan: " hari gini nggak punya handphone? " Pergaulan sekarang udah meluas. Dulu orang cari temen lewat surat, cari sahabat pena. Beberapa waktu kemudian, HP udah jadi pegangan wajib bahkan merambah ke babysitter dan anak TK. Pacaran pun dimulai dengan kenalan lewat sms-an. Seka...

Hujan

Hujan bukan cuma punya langit. Dingin bukan cuma punya malam. Malam ini hujan lagi, deras. Dingin lagi menggigit, menggigil. Percuma diri berpayung, hujan sendiri lebih deras. Lebih dingin, lebih pekat dari gelap. Jakarta, 01 Feb 09

Painter of Life

img searched in Google saya baru baca notes dari temen SMP saya , namanya Vincent. Tapi kita manggil dia Opaz. I won't talk about him but the notes itself. saya copy aja yaa: "Suatu hari ada pelukis yang sedang menyelesaikan gambarnya di atap suatu gedung tinggi. Lukisannya sangat indah, menggambarkan pemandangan langit dan seisi kota. Di sekitarnya juga ada orang-orang lain yang ikut melukis. Mereka juga mengagumi kepiawaian sang pelukis tadi. Ketika gambar sang pelukis hampir jadi, ia mundur untuk melihatnya dari jauh. Mundur, mundur, semakin lama semakin jauh. Ia tidak sadar bahwa selangkah lagi ia bisa terjatuh dari gedung tinggi itu. Seseorang yang sedang memperhatikan lukisannya tersadar akan bahaya tersebut. Namun ia berpikir, jika ia berteriak siapa tahu justru sang pelukis akan terjatuh karena kaget. Oleh karena itu ia mengambil kuas dan mencoret-coret lukisan sang pelukis. Tentu saja sang pelukis marah, ia pun berlari dan hampir memukul orang itu. Tapi setelah t...