Langsung ke konten utama

Dunia Siapa

"You cannot change the world. But please, don't make it worse" - P.O.P
Itu kata-kata yang terlontar dari mulut seorang faculty member terhebat saat mata kuliah Macroeconomics tadi pagi. Itu kalimat sederhana. Tapi berhasil menyentil dan membangunkan saya dari kantuk.

Efeknya?

Di otak saya mulai muncul statement dan question yang saling menyambut, membuat saya berpikir.
....
Apa yang terjadi di dunia saat ini?
Apa saya sudah sadar akan apa yang terjadi di dunia saat ini?
Apa yang menyebabkan terjadinya apa yang sedang terjadi di dunia saat ini?
Apakah itu saya yang juga berperan sehingga terjadilah apa yang sedang terjadi di dunia saat ini?
Apa yang harus saya lakukan menghadapi dunia yang terjadi saat ini?
Apa yang belum saya lakukan untuk menghadapi dunia yang terjadi saat ini?
....
Dan menjawab pertanyaan itu semakin memperjelas bahwa saya bagaikan hidup di dunia sendiri. Bahwa saya terlalu self-centered. Bahwa saya terlalu tidak peduli, dan mungkin menjadi merasa bukan bagian dari dunia yang saya tinggali sekarang.

Saya pun berpikir.
Berpikir.
Tidak berhenti berpikir.
.....
..
Sampai sekarang.
Dan entah kapan merealisasikannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemanasan

Sebentar lagi kuartal kedua akan dimulai. Saya lupa saya punya ruang ini, tempat di mana saya bicara sendiri dengan sedikit berharap ada pembaca mengerti tapi pura-pura tidak peduli dan tidak perlu dikonfrontasi. Ironis memang; sengaja membuka eksistensi tapi tidak percaya diri, memilih untuk ditemukan dalam ranah maya tapi memilih berkisah dalam metafora. Lalu kemudian saya menulis ini, memilih cara begini dengan membagi prosa dalam spasi menjadi seakan puisi. Padahal, isinya hanya rangkaian kalimat tak berinti, tumpahan kata yang sulit berhenti, tapi terlalu sayang untuk disimpan dalam hati. ------------------------------------ Dua hari sebelum kuartal satu ditutup Rumah, 2016

Menantang Hujan

Selama ini ia benci Hujan. Ia beli payung berbagai ukuran, jas hujan dengan warna menawan,  sepatu anti air dengan kualitas tak diragukan. Lalu kemudian Hujan tidak datang selama beberapa pekan. Sial, lalu apa gunanya semua perlengkapan? Ia pikir ia benci Hujan. Memang, tapi bukan dalam bentuk "tanpa pertemuan". Ia perlu Hujan. Untuk dilawan. _____________________________________ Kebon Sirih, 27 Februari 2015 di penghujung musim penghujan

Teruntuk Rumput

Teruntuk Rumput di sana, semoga tetap sedia untuk berjalan bersama. Salam, Embun ______________________________________________ Pada suatu hari Rumah, 24 Januari 2015