Saya sering lupa, bahwa waktu yang saya punya ini sementara. Saya terlalu sibuk meninggikan diri untuk mengejar ambisi. Ingin menjadi ini, ingin memiliki itu, entah kenapa rasa ketidakpuasan itu selalu saja muncul. Selesai pencapaian yang satu, tetap ada perasaan "kurang" dan akhirnya selalu "meminta" untuk yang berikutnya. Saya bertingkah seakan-akan selalu ada kesempatan baru yang menunggu.
Saya sering lupa, bahwa waktu yang saya punya ini sementara. Saya terlalu optimis menyusun rencana untuk hari yang belum ada. Apa lagi ini namanya, kalau tidak boleh saya sebut "angkuh"? Saya membuat suatu garis waktu yang sangat panjang tentang kehidupan saya mendatang. Tahap per tahap, poin per poin, sebisa mungkin semuanya dibuat apik dan mendetil sedemikian rupa. Tidak jarang, tentu ada beberapa rencana alternatif sebagai aplikasi manajemen ekspektasi diri sendiri. Tujuannya tentu meminimalisasi risiko kekecewaan akan tidak berhasilnya suatu harapan.
Saya sering lupa, bahwa waktu yang saya punya ini sementara. Saya terlalu posesif dengan waktu saya sehingga lupa membaginya dengan orang di sekitar saya. Entah berapa banyak teman saya kecewakan dan berapa cerita yang terlewatkan, rasanya saya tidak bisa menghitungnya. Predikat "sibuk" yang awalnya dimaknai positif pun pada akhirnya terasa seperti sindiran. Pemakluman yang saya minta dari mereka seperti pembenaran diri. Padahal, harusnya hal tersebut bukan lagi suatu negosiasi melainkan ujian menentukan prioritas hidup sendiri.
Saya sering lupa, bahwa waktu yang saya punya ini sementara. Padahal, ia lah yang punya kuasa. Ketika ia meminta saya pulang, saat itulah segala ambisi saya tidak lagi ada gunanya. Saat itulah, semua rencana manusia harus diserahkan. Saat itulah, orang di sekitar yang saya kecewakan harus merelakan.
Dan semoga, saya tidak lagi lupa, bahwa waktu yang saya punya ini sementara.
-----------------------------------------------------------------------------
didedikasikan untuk para orang hebat yang telah pulang setelah menyelesaikan karyanya di dunia
Komentar