Langsung ke konten utama

Demotivasi 2

Saya masih dalam kondisi putus asa yang sama ketika saya menulis post sebelum ini. Tapi setidaknya, hari ini saya seperti dicurahkan berbagai nasihat, pembenaran, dan 'jendela-jendela' lain yang dibukakan untuk saya.

"Experience is what you get when you didn't get what you wanted" - Randy Pausch
Ini adalah suatu kutipan dari sebuah video tentang mewujudkan mimpi. Mungkin, ketika kita berpikir kita ada di tempat yang salah, seenggaknya kita pernah ngerasain bagaimana berada di situ. Dan kemudian kita punya pilihan, berputar arah atau tetap melanjutkan. Siapa tau sebenarnya ini tempat yang tepat, tapi kita nggak pernah tau kan?

"Wait long enough and people will surprise you. When you got piss off with somebody, that's because you didn't give them enough time" - Randy Pausch
Masih dari video yang sama, kutipan ini menendang satu aspek kehidupan saya yang lain. Yah, kutipan itu sudah menjawab semuanya kan?

"Rambut boleh sama hitam, tapi nasib bermacam-macam" - Samuel Mulia
Nah yang ini saya dapat dari koran Minggu pagi. Topiknya sedang membicarakan bagaimana kesuksesan itu berbeda-beda bagi tiap orang. Mungkin itu yang harus saya sadari sekarang. Saya nggak bisa berdoa hal yang sama dan berharap dijawab dengan cara yang sama kayaknya.

Kalo mereka yang nggak sekolah bisa sukses jadi pebisnis, mungkin saya yang sekolah ini bisa sukses juga tapi jadi...... ibu rumah tangga, mungkin? Hahahaa..

Komentar

Rio Adhiguna mengatakan…
hahaha sukses jadi ibu rumah tangga ya ya, mungkin saja. tapi dengan siapa? #eaa #topiklain

Postingan populer dari blog ini

What do you think

S aya baru sadar kalo saya ternyata sangat gampang kebawa trend. No, no, I don't mean fashion and those kinda stuffs. What I mentioned here is: cyber-social network . Looks familiar, huh? Zaman sekarang rasanya eksistensi orang nggak cuma diitung dari panjangnya meja kantin yang mereka butuhin buat makan bareng se-geng nya ( notes: no offense ), atau banyaknya vote dari adek kelas pas polling majalah sekolah "kakak ter-...". Keberadaan di dunia maya juga dipertanyakan. Coba deh, kalo ada yg kenalan, pasti nggak berapa lama bakal nanya: " punya facebook nggak? " atau " ada msn nggak? " Jawaban negatif dari pertanyaan ini bakal mengundang pemikiran yang setara dengan: " hari gini nggak punya handphone? " Pergaulan sekarang udah meluas. Dulu orang cari temen lewat surat, cari sahabat pena. Beberapa waktu kemudian, HP udah jadi pegangan wajib bahkan merambah ke babysitter dan anak TK. Pacaran pun dimulai dengan kenalan lewat sms-an. Seka...

Drama queen

Beberapa waktu yang lalu, temen sekelas saya, Nia, membuat notes di Facebook. Maaf saya nggak punya url nya, tapi ini sedikit repost dari apa yang dia tulis di situ. "Kita itu aneh, kita nggak suka untuk jadi sedih tapi kita menikmati itu. Bisa dibilang kita sering memanjakan sisi melankolis kita dan mendramatisasi semuanya. Pas kita abis putus, kita justru sengaja ngeliatin foto-foto bareng mantan pacar, ngeliatin barang kenangan, dengerin lagu mellow. Kita ngelakuin hal yang kita tau bakal bikin kita tambah sedih, tapi tetep aja kita ngelakuin hal itu. Kita menikmatinya !" Yaa begitulah kira-kira beberapa kalimat yang merangkum notes tersebut. Nggak persis sama sih, tapi intinya begitu. Dan kemaren, saya abis ngobrol panjang dengan temen dekat saya. Dari dulu saya emang nggak punya kemampuan cukup untuk nahan air mata saya, jadi suatu kali ketika akhirnya saya nggak bisa nahan emosi, temen saya itu nanya "kenapa lo harus nangis kalo bikin lo tambah sedih, ...

Pemanasan

Sebentar lagi kuartal kedua akan dimulai. Saya lupa saya punya ruang ini, tempat di mana saya bicara sendiri dengan sedikit berharap ada pembaca mengerti tapi pura-pura tidak peduli dan tidak perlu dikonfrontasi. Ironis memang; sengaja membuka eksistensi tapi tidak percaya diri, memilih untuk ditemukan dalam ranah maya tapi memilih berkisah dalam metafora. Lalu kemudian saya menulis ini, memilih cara begini dengan membagi prosa dalam spasi menjadi seakan puisi. Padahal, isinya hanya rangkaian kalimat tak berinti, tumpahan kata yang sulit berhenti, tapi terlalu sayang untuk disimpan dalam hati. ------------------------------------ Dua hari sebelum kuartal satu ditutup Rumah, 2016