Langsung ke konten utama

Kenapa

Semua selalu ada akhirnya. Saya tau, dan saya yakin semua orang juga pasti tau. Dan di saat saya lagi sangat emosional ini banyak pikiran yang muncul di kepala saya. Banyak "kenapa" disertai tanda tanya yang minta untuk dijawab alasannya.

Kenapa saya nggak bisa nggak sedih,
padahal saya juga pernah ngerasain hal yang sama dan saya yakin nanti akan selalu ada hal yang sama sampai hidup saya sendiri yang berakhir.

Dan saya juga selalu nggak habis pikir

kenapa kita selalu berusaha bikin kenangan yang bagus
sementara kita tahu pas semuanya selesai,
good memories itu justru senjata paling mematikan yang bikin sangat makan hati kalo diinget-inget lagi.

Kenapa?

Komentar

Riris Asti Respati mengatakan…
karena bikin kenangan bagus ada sensasi tersendiri tik yang dimana kita seneng untuk ngelakuin itu dan biasanya kenangan bagus itu disertai senyuman. You know kan smile always better than tears Jadi ga ada orang yang berlomba2 bikin kenangan sedih :D

Postingan populer dari blog ini

Pemanasan

Sebentar lagi kuartal kedua akan dimulai. Saya lupa saya punya ruang ini, tempat di mana saya bicara sendiri dengan sedikit berharap ada pembaca mengerti tapi pura-pura tidak peduli dan tidak perlu dikonfrontasi. Ironis memang; sengaja membuka eksistensi tapi tidak percaya diri, memilih untuk ditemukan dalam ranah maya tapi memilih berkisah dalam metafora. Lalu kemudian saya menulis ini, memilih cara begini dengan membagi prosa dalam spasi menjadi seakan puisi. Padahal, isinya hanya rangkaian kalimat tak berinti, tumpahan kata yang sulit berhenti, tapi terlalu sayang untuk disimpan dalam hati. ------------------------------------ Dua hari sebelum kuartal satu ditutup Rumah, 2016

Menantang Hujan

Selama ini ia benci Hujan. Ia beli payung berbagai ukuran, jas hujan dengan warna menawan,  sepatu anti air dengan kualitas tak diragukan. Lalu kemudian Hujan tidak datang selama beberapa pekan. Sial, lalu apa gunanya semua perlengkapan? Ia pikir ia benci Hujan. Memang, tapi bukan dalam bentuk "tanpa pertemuan". Ia perlu Hujan. Untuk dilawan. _____________________________________ Kebon Sirih, 27 Februari 2015 di penghujung musim penghujan

Teruntuk Rumput

Teruntuk Rumput di sana, semoga tetap sedia untuk berjalan bersama. Salam, Embun ______________________________________________ Pada suatu hari Rumah, 24 Januari 2015