Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2014

Menu Hari Ini

Kali ini kamu memilih teri. Diselingi dengan ayam goreng dan sambal terasi. Sederhana, tapi membantu menambah variasi dari kehidupan nyata yang monoton dan tanpa henti. Lain waktu kamu hanya mengambil tahu. Dengan sedikit siraman kuah labu, menyantapnya datar sekadar mengisi waktu. Terlihat jelas itu bukan favoritmu. Ketika ada perayaan besar, daging panggang mewah terhidang bersama pendamping saus tartar. Kamu menikmatinya dengan sabar, memotongnya perlahan agar tidak cepat habis tanpa sadar. Satu hal yang selalu saya perhatikan, selalu ada nasi putih yang jadi pasangan. Apapun yang jadi pilihan, nasi putihmu dengan setia menemani setiap suapan. Saya percaya kamu tidak lupa dengan kehadirannya. Kamu hanya terlalu terbiasa ia ada. Kamu percaya dan tahu pasti ia akan selalu di sana, tanpa kamu minta. Mendengarkan keluhanmu tentang masakan yang kurang asin, Tersenyum melihatmu menghabiskan sayur dengan lahap, Tertawa diam-diam atas perjuanganmu melawan duri halus dalam ikan ka...

Malam Kelam, Diam.

Kali ini ia hanya duduk di pinggir jendela, menikmati malam di dalam secangkir kopi hitam. Perlahan diaduknya cairan penuh kafein yang sudah mendingin, sekadar membentuk pusaran agar tidak membosankan. Tidak ada suara. Hanya denting besi sendok beradu dengan melamin murahan yang jadi pasangannya. Kali ini ia hanya duduk di pinggir jendela, menikmati kelam di dalam secangkir kopi hitam. Perlahan diketuknya kenangan yang sudah berkarat tersimpan, sekadar memastikan mereka masih ada dan tidak lenyap dimakan zaman. Tidak ada kejutan. Hanya putaran video lama berulang-ulang dengan luka dan tawa yang sama. Kali ini ia masih duduk di pinggir jendela, menikmati diam di dalam secangkir kopi hitam. Perlahan dipanggilnya jiwa yang sedang melanglang buana entah di mana. .. tidak ada balasan.. Maka kini ia pun tetap terduduk di pinggir jendela. Tanpa nyawa. -tulisan acak pada salah satu malam bulan sabit